Muharrikdaie

Menulis untuk mengerakan jiwa jiwa

Aku tak punya apa!


kekosongan

Aku tak punya apa!

Aduhai …..

Memang aku tak punya apa. Apa saja dalam hidup ini. Kekosongan sering merengkuh kehidupan ini. Bukan aku menyesal. Tidak sedikit pun hati ini mengeloh apabila aku ditinggalkan sesiapa saja. Ibu ku, ayah ku atau sesiapa saja yang ku sayangi didunia ini yang amat aku dambakan kasih sayangnya.

Aku memang telah terbiasa keseorangan. Mungkin aku akan keseorangan dimasa mendatang. Malah aku rasa manusia yang biasa dengan kesunyian dan keseorangan ini punya kekuatan untuk meneruskan kehidupan yang bermakna!

Apakah orang orang yang menyayangi kita dan sering bersama kita dan disekeliling kita dapat mengisi kekosongan jiwa ini?

Ketika waktu memisahkan kita dari insan disekeliling kita dan sang sunyi  sedang mengisi ruang batin kita dan hari hari yang kita lalui sebagai pelajar yang sentiasa sibuk dan stress dengan assingnment dan tugasan yang tak pernah habis hingga saban hari saban waktu kita lalui waktu yang rutin. Kita tidak tersedar bahawa kita menyembunyikan jiwa yang kosong.

Bersama teman teman kita bahagia sebentar. Bersama halakat dan usrah kita terasa ,terisi jiwa  dan iman dan ketenangan. Namun itu semua itu bersifat sementara. Ada saatnya kita terasa sayu. Sunyi dan terasa kehilangan!

Kenapa jiwa kita begini? Apakah kita kehilangan sesuatu?

Terkadang kita menanggis sendirian.

Tidak tahu apa yang kita tanggiskan.

Semua jauh dari kita. Yang dulunya amat dekat!

Ibu ayah,  saudara dan teman teman dahulu yang kita pernah bersamanya!

Tidak bersama kita ini saat ini.

Kita rasa terpisah. Kita rasa kita terhukum!

Ada antara kita punya teman istimewa yang kita berjanji bersamanya disuatu hari nanti. Namun apakah itu pencarian hakiki kita dan dapat mengisi jiwa kosong kita tika ini? Mungkin dia juga akan meninggalkan kita pabila mendapat yang terbaik selain kita. Tiada jaminan semua itu. Apakah teman itu akan dapat memberi apa yang kita kehendaki dalam hidup ini? Seperti punya keluarga dakwah yang kita dambakan. Kasih sayang yang punya aura romantik yang kita citakan? Bolehkah kita yakin dengan semua itu?

Ini semua mengajar ku apabila aku ditinggalkan terpingga pingga oleh seseorang yang telah mencetuskan jiwa cinta untuk ku. meninggalkan aku disebabkan asbab yang amat kecil! Waktu yang mengajakku memujuk kesudut kesendirian akhirnya semakin mengelanakan aku untuk berjalan mengelilinginya.

Perjalanan kehidupan manusia ini yang begitu menarik bagiku, sentiasa mengajakku  untuk merenungi lama dan menyadarkan ku kembali untuk menghayati hakikat perjalanan hidup ini.

Perjalanan hidup yang mencabar dan menghadapi berbagai jenis manusia akhirnya mengajakku untuk mengoreksi diri supaya berhati hati.

Terkadang ada kebahagiaan dalam kekosongan ini. Dalam kesunyian ini. Biarpun adakalanya kita memerlukan seseorang disamping agar bertanya tentang kita. Agar dapat berbagi kasih dengan kita.

Namun …

Orang yang biasa dengan kesunyian dapat menilainya. Adapun terkadang kita seolah olah mencari Tuhan yang hilang. Subhanallah. Bukan niat ku mengatakan Tuhan itu hilang tapi kita sebenarnya kehilangan Tuhan dicelah kesunyian ini.

Peristiwa peristiwa hidup yang yang kulalui mengajakku  pada kesimpulan betapa ini adalah perjalanan misteri terkadang menghempasku ketitik sepi dan aku seolah menghabiskan semangatku walau suatu saat aku tergilakan untuk menjalani kehidupan dunia ini sebaiknya bersama seseorang yang telah memberiku cahaya kemudian hilang …..

Begitulah akhirnya manusia meninggalkan kita satu persatu dalam hidup ini.

Mungkin hari ini kita meninggalkan orang lain. Orang yang pernah mengharap dan menyayangi kita tapi esok pastinya akan berlaku sebaliknya.

Tidak kira apa suasananya.

Tidak kira.

Dalam bercinta.

Dalam berteman.

Dalam berkeluarga.

Semua akan meninggalkan kita. Satu persatu kesedihan merenggut kita. Kita akan kehilangan segala galanya.

Kita hidup diruangan hampa.

Akhirnya kekosongan dan kesunyian menyedarkan aku bahawa tubuh yang kumiliki ini juga akan meninggalkan jiwa ku tanpa payah aku menghalaunya atau meninggalkannya. Semua bahagiannya adalah untuk cacing dan untuk tanah kerana aku adalah sebahagiaan darinya. Masakan aku boleh sombong dengan bumi ini!

Jiwaku sebenarnya bukan pemilik tubuh ini. Hanya pinjaman. Pinjaman dari bumi.

Ruhku?

Pastinya akan kembali pada penciptaNya.

Apa lagi yang tinggal dalam hidup ini?

Sebenarnya memang aku tak punya apa!

https://muharrikdaie.wordpress.com

26/7/09

Leave a comment